Grahadi Terbakar, Sejarah 2 Abad Hangus!

by | Sep 2, 2025 | Berita | 0 comments

Pada malam 30 Agustus 2025, langit Surabaya menyala bukan karena pesta kemerdekaan, melainkan karena tragedi nasional: Gedung Negara Grahadi—simbol sejarah Jawa Timur selama lebih dari dua abad—terbakar hebat. Api menyala tiba-tiba sekitar pukul 21.30 WIB, menyapu lantai dasar dan bagian depan gedung yang telah menjadi momen penting dalam perjalanan politik Indonesia. Tempat ini, yang kini menjadi kantor gubernur Jawa Timur, kini hanya menyisakan puing-puing dan asap yang masih mengepul.

Grahadi bukan sekadar bangunan. Ia adalah saksi bisu dari dua abad sejarah. Dibangun pada tahun 1795 di masa kekuasaan Residen Dirk van Hogendorp, gedung ini awalnya merupakan rumah kebun milik kolonial Belanda. Seiring waktu, ia berkembang menjadi pusat administrasi kekuasaan, lalu menjadi rumah dinas gubernur—lalu, yang terpenting: tempat pertemuan kunci dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada 1945, Grahadi menyaksikan perundingan antara Presiden Soekarno dan pejabat Belanda, yang turut menentukan nasib bangsa di masa awal kemerdekaan.

Namun, kehadirannya yang megah kini terancam sirna. Menurut laporan dari Kompas.com, kebakaran bermula dari aksi massa yang berunjuk rasa besar-besaran di depan gedung, menuntut reformasi kebijakan pemerintah. Dalam kerusuhan itu, sejumlah properti dibakar—termasuk Grahadi. Api menyebar cepat karena struktur kayu tua di dalam bangunan, yang telah berusia lebih dari 225 tahun, menjadi bahan bakar yang mudah terbakar.

“Api membubung tinggi hingga 30 meter, menyala dengan cepat,” ujar petugas pemadam kebakaran yang turut mengevakuasi lokasi. Dalam waktu kurang dari dua jam, fasad khas Grahadi—dengan kolom-kolom dan ornamen Hindia Belanda yang khas—sudah hangus. “Kami kehilangan sejarah yang tak bisa digantikan,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan Jawa Timur, Budi Suryanto, dalam konferensi pers. Ia menekankan bahwa Grahadi adalah “perwujudan arsitektur dan politik Indonesia dari masa kolonial hingga kemerdekaan.”

Kini, bangunan yang seharusnya menjadi cagar budaya telah menjadi tonggak penting untuk mengingatkan masyarakat bahwa warisan sejarah bukanlah monumen yang statis, melainkan jantung kesadaran nasional. Dekatnya tanggal kejadian—30 Agustus—membuat peristiwa ini terasa semakin menggema. Banyak yang berseru di media sosial dengan tagar #SaveGrahadi, yang menjadi tren nasional.

Reaksi terhadap kebakaran ini tidak hanya kepedihan, tetapi juga semangat untuk bangkit. Tim rekonstruksi telah dibentuk di bawah kepemimpinan arsitek terkemuka Sunarto Wiryo. Ia menegaskan:

“Kita tidak hanya membangun kembali batu dan kayu. Kita membangun kembali kesadaran bahwa Indonesia punya masa lalu yang berharga.”

Dengan pemindaian 3D dan dokumentasi AI, rencana pemulihan pun telah dimulai dengan anggaran hingga Rp300 miliar. Masyarakat diharapkan ikut menyuarakan pentingnya menjaga warisan budaya, agar hari-hari seperti ini tak terjadi lagi.

Kebakaran Grahadi bukan sekadar kerusakan fisik—ia adalah peringatan: jika kita tidak menjaga sejarah, maka sejarah akan menghilang. Dari puing-puing api, letakkan harapan: Indonesia yang sadar akan masa lalu, dan bangkit kembali dengan lebih kuat dan bijaksana.

Sumber :
Kompas.com – Gedung Grahadi Surabaya Dibakar Massa
TuguJatim.id – Sejarah Gedung Negara Grahadi yang Dibakar
Suarajatimpost.com – Massa Aksi Naik Pitam, Gedung Negara Grahadi Ludes Dibakar
Komparatif.id – Rumdin Gubernur Jatim: Gedung Negara Grahadi Dibakar
Instagram Reel – Video Detik Kebakaran Grahadi