
Selama puasa Ramadan, pola makan dan pola tidur mengalami perubahan. Jam tidur menjadi lebih larut, lalu harus bangun lebih awal untuk sahur. Waktu tidur yang berkurang menyebabkan rasa kantuk. Selain itu, rasa kantuk sering kali datang setelah makan sahur atau berbuka.
Beberapa orang memilih untuk kembali tidur setelah makan sahur dan berbuka. Namun, kebiasaan ini memiliki sejumlah risiko bahaya yang bisa terjadi jika langsung tidur setelah makan. Berikut adalah risikonya:
- Refluks asam dan heartburn
Saat anda berbaring atau tidur setelah makan, asam lambung dapat naik dan menyebabkan rasa tidak nyaman. Hal ini lebih mungkin terjadi jika kamu mengidap refluks asam lambung atau penyakit refluks gastroesofagus (GERD). GERD adalah gangguan pencernaan yang terjadi saat asam lambung sering naik kembali ke esofagus (saluran yang menghubungkan tenggorokan ke lambung). Lapisan esofagus dapat teriritasi oleh refluks asam ini.
- Tubuh jadi lemas
Buat anda yang lebih memilih makan sahur tengah malam karena ingin tidur lebih lama, maka sebaiknya kebiasaan ini segera diubah. Ini karena makan besar yang dilanjutkan dengan tidur lama justru akan menurunkan kualitas tidur. Hal ini disebabkan karena masih dibutuhkan aktivitas ekstra pada lambung untuk mencerna makanan.
- Berat badan naik
Kebiasaan langsung tidur setelah makan dapat memicu penumpukan lemak di dalam tubuh. Hal ini terjadi karena tidur setelah makan besar berarti tubuh tidak menggunakan energi yang diperoleh dari makanan untuk beraktivitas. Artinya, kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih besar daripada kalori yang dikeluarkan dari tubuh. Apabila itu terus berlanjut, kebiasaan ini dapat menyebabkan penumpukan lemak dari kelebihan kalori makin bertambah, apalagi jika makanan yang kamu konsumsi saat sahur atau berbuka tinggi karbohidrat dan lemak. Inilah yang bisa meningkatkan risiko naiknya berat badan.
- Gangguan pencernaan
Langsung berbaring setelah makan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, yang juga disebut dispepsia, atau sering kali disebut maag. Dispepsia sekumpulan gejala yang mengakibatkan gangguan pada sistem pencernaan. Beberapa gejala dispepsia di antaranya perut terasa penuh terutama saat sedang makan, sensasi panas pada area perut, serta nyeri ulu hati. Perut yang penuh saat berbaring dapat membutuhkan waktu lebih lama untuk mencerna makanan dan menyebabkan perut kembung, gas, dan ketidaknyamanan.
- Risiko terkena GERD meningkat
Jika sering tidur setelah makan, ada ancaman dari GERD. GERD adalah kondisi yang terjadi akibat naiknya asam lambung lebih dari dua kali per minggu. Kondisi ini dapat memicu munculnya gejala berupa mulut pahit, mual, muntah, nyeri ulu hati, perut kembung, hingga rasa mengganjal ketika menelan. Apabila tidak diobati, GERD dapat menempatkan kamu pada risiko masalah kesehatan lainnya yang lebih serius. Gejala umum GERD meliputi:
- Merasa ada makanan yang tersangkut di belakang tulang dada.
- Mual atau nyeri seperti terbakar di dada.
- Mual setelah makan
- Sembelit
Lambung memerlukan waktu 2 hingga 3 jam setelah makan untuk mengosongkan dirinya. Namun, proses ini bisa terhambat bila andalangsung tidur setelah makan. Bila dibiarkan, maka anda akan mengalami sulit buang air besar atau sembelit.
Sebagai aturan umum, saran dari praktisi kesehatan adalah menunggu sekitar tiga jam jika ingin tidur setelah makan. Jeda waktu ini memungkinkan proses pencernaan berlangsung dan memberi waktu bagi isi lambung untuk bergerak ke usus halus. Selain itu, apa yang anda konsumsi juga bisa mempengaruhi. Makanan dan minuman yang berbeda membutuhkan waktu yang berbeda untuk melewati lambung ke usus halus. Cairan bening seperti air dan jus melewati lambung paling cepat. Dalam kasus ini, disarankan untuk menunggu setidaknya setengah jam setelah minum cairan untuk tidur. Cairan yang lebih padat, seperti protein shake dan kopi dengan krimer, akan membutuhkan waktu lebih lama. Makanan padat, terutama yang berlemak tinggi, adalah yang paling lambat dicerna.
Jabar erat
itqan peduli
Sumber: idntimes.com